Sumber: https://pelayananpublik.id/ |
Tapi, ini bukan soal teori politik. Kali ini aku ingin bercerita mengenai sosok seseorang yang memaknai politik lebih baik dari kebiasaan banyak orang. Pak Sudirman, begitu aku
memanggilnya. Dia seorang guru di SMP Satap Lombang. Dialah orang yang bersama
denganku menertibkan anak-anak di hari Senin untuk upacara. Hanya saja, ia
selalu menolak jadi pembina.
Dia
lebih suka menertibkan, sedangkan aku sering diminta jadi pembina. Cukup dia
dan aku di sekolah, maka upacara akan tetap terlaksana. Dedikasinya terhadap
pendidikan tak diragukan lagi. Dialah orang yang membuat SMP menjadi hidup, tak
kalah dengan SD tempatku mengajar.
Sebelum terpilih menjadi
Kepala Desa, minatnya di dunia politik sangat mudah tercium. Tapi, asumsi yang
dibangunnya adalah, dengan politik kehendak baik akan lebih mudah terealisasi. Karena politik lebih mempengaruhi, itu asumsi dasar mengapa ia terjun ke dunia politik. Itu pula sebabnya, sejak awal dia sudah terang-terangan mengatakan bahwa dia ingin
jadi Kepdes.
Sekarang, ia sudah sah
terpilih mengemban tugas itu. Di ruang pola Bupati Majene ia dilantik. Semoga
selama masa jabatannya, ia selalu amanah. Semoga juga, pihak desa dan sekolah
di masanya bisa bersama membangun generasi Lombang yang beriman dan berwawasan.
Hei, di foto ini ada
Nabila, anak beliau. Nabila menurutku adalah keteladanan yang ada dalam diri
pak Sudirman. Nabila siswi yang tidak hanya cerdas, juga baik, disiplin, suka
menolong, dan sangat rajin belajar. PM yang mengenalnya pasti setuju tentang
hal ini.
Sebagai mana
kecintaannya pada Nabila, demikian pula ku harap ia mencintai anak-anak
Lombang. Dari kejauhan, semoga harapanku ini tersampaikan ke beliau. Dari
kejauhan pula, doaku untuk beliau dan masyarakat Lombang pada umumnya kupanjatkan.
Semoga Tuhan yang Pemurah mengabulkan, amin.