Ups, jangan koment sebelum baca ya ! ! !
Allah berfirman: “Lậ ikraha fi ad-dien” tidak ada paksaan dalam agama. Maknanya adalah Islam tidak akan pernah memaksa.
Tapi pemahaman yang kontra sering terucap dari para ulama kita. Dengan memahami hadits yang memerintahkan orang tua untuk memukul anak kalau tidak sholat semenjak usia 10 tahun, tanpa merasa bersalah mereka mengatakan bahwa orang yang sudah berislam mestilah di paksa.
Wow, mendengarnya saya terkejut bukan main. Betapa tidak, bukankah hal ini tidak sama sekali berkaitan dengan sebuah pemaksaan?
Ingat, pemaksaan akan berimbas pada kehancuran. Bagaikan batu yang dibenturkan, maka sebuah pemaksaan hanya akan membinasakan. Benarkah Islam agama yang memaksa?
Pertanyaan ini sebenarnya terbantah dengan sendirinya. Makna Islam itu sendiri adalah selamat/sejahtera. Mungkinkah kita akan damai dengan pemaksaan?
Allah juga pernah menegur Nabi. “Apakah engkau akan memaksakan mereka untuk beriman? Sungguh andai aku menghendaki maka semua mereka akan masuk Islam,” begitulah kira-kira arti potongan ayat ini.
Dengan demikian Islam bukanlah agama yang memaksa. Islam adalah agama yang bebas. Untuk kebebasan yang saya maksud tentu berbeda dengan maksud khalayak ramai. Mari kita cermati tujuan saya.
Islam datang untuk menampakkan kepada semua agama tentang kebenarannya, tentang kebebasannya dan sebagainya. Namun orang munafik dan kafir malah memungkirinya.
Islam datang untuk membebaskan manusia dari kesesatan hati dan perilaku menyimpang. Islam datang untuk membebaskan manusia dari perbudakan.
Dan Islam datang untuk sebuah kemuliaan. Inilah kebebasan sejati. Anehnya mengenai kebebasan kita malah sering salah tafsir, kita seringkali beranggapan bahwa berjudi, minum-minuman keras adalah kebabasan.
Ini salah besar, karena perbuatan itu sendiri justru pemaksaan yang dilakukan syaithan terhadap manusia yang malang. Selain dari incaran dosa, apakah mereka bebas dari incaran aparat keamanan? Bebaskah kita bila selalu dalam buronan dan rasa bersalah?
Ingat teman, sesuatu yang dianjurkan dalam Islam tidak sama sekali merupakan pemaksaan, itu semua adalah kebutuhan dan andalah yang merugi bila tidak mengerjakan. Sementara Allah tidak akan untung dengan pemujaan yang anda lakukan.
Ketika saya berkata ke teman-teman bahwa Islam adalah agama yang bebas, dengan spontan tudingan pun bermunculan. Mulai dari anggapan bahwa saya sudah menganut paham Liberal sampai ada yang mengatakan bahwa saya sudah sesat.
Untuk membuktikan kebenaran ucapan itu, berikut alasan saya.
Untuk membuktikan kebenaran ucapan itu, berikut alasan saya.

Tapi pemahaman yang kontra sering terucap dari para ulama kita. Dengan memahami hadits yang memerintahkan orang tua untuk memukul anak kalau tidak sholat semenjak usia 10 tahun, tanpa merasa bersalah mereka mengatakan bahwa orang yang sudah berislam mestilah di paksa.
Wow, mendengarnya saya terkejut bukan main. Betapa tidak, bukankah hal ini tidak sama sekali berkaitan dengan sebuah pemaksaan?
Ingat, pemaksaan akan berimbas pada kehancuran. Bagaikan batu yang dibenturkan, maka sebuah pemaksaan hanya akan membinasakan. Benarkah Islam agama yang memaksa?
Pertanyaan ini sebenarnya terbantah dengan sendirinya. Makna Islam itu sendiri adalah selamat/sejahtera. Mungkinkah kita akan damai dengan pemaksaan?
Allah juga pernah menegur Nabi. “Apakah engkau akan memaksakan mereka untuk beriman? Sungguh andai aku menghendaki maka semua mereka akan masuk Islam,” begitulah kira-kira arti potongan ayat ini.
Dengan demikian Islam bukanlah agama yang memaksa. Islam adalah agama yang bebas. Untuk kebebasan yang saya maksud tentu berbeda dengan maksud khalayak ramai. Mari kita cermati tujuan saya.
Islam datang untuk menampakkan kepada semua agama tentang kebenarannya, tentang kebebasannya dan sebagainya. Namun orang munafik dan kafir malah memungkirinya.
Islam datang untuk membebaskan manusia dari kesesatan hati dan perilaku menyimpang. Islam datang untuk membebaskan manusia dari perbudakan.
Dan Islam datang untuk sebuah kemuliaan. Inilah kebebasan sejati. Anehnya mengenai kebebasan kita malah sering salah tafsir, kita seringkali beranggapan bahwa berjudi, minum-minuman keras adalah kebabasan.
Ini salah besar, karena perbuatan itu sendiri justru pemaksaan yang dilakukan syaithan terhadap manusia yang malang. Selain dari incaran dosa, apakah mereka bebas dari incaran aparat keamanan? Bebaskah kita bila selalu dalam buronan dan rasa bersalah?
Ingat teman, sesuatu yang dianjurkan dalam Islam tidak sama sekali merupakan pemaksaan, itu semua adalah kebutuhan dan andalah yang merugi bila tidak mengerjakan. Sementara Allah tidak akan untung dengan pemujaan yang anda lakukan.